Pendakian gunung hari ini memang cukup ramai dan digemari banyak kalangan, cukup berbeda pula ketika kita bandingkan dengan 10 tahun yang lalu atau sebelum 2010. Setidaknya belakangan atau sebelum pandemi ini gunung sangat ramai dikunjungi, apalagi ketika akhir pekan, long weekend, dan saat musim liburan terlebih tahun baru.
Seiring berkembangnya tren mendaki gunung, berkembang pula
sisi-sisi lain yang ikut berkembang di dalamnya. Salah satu yang cukup mencolok
adanya open trip ke gunung, hal ini mungkin bukan hal yang seutuhnya baru. Bicara
dulu pun mungkin sudah ada, dengan kemasan yang lebih sederhana. Misal beberapa
orang berpatungan untuk minta diurus atau diakomodir segala urusan teknis untuk
mendaki. Termasuk menyediakan pemandu dan porter untuk membantu melengkapi
proses pendakiannya.
Dua sisi
Open trip mendaki gunung menyajikan dua sisi pandangan, tentang
positif dan negatif bagi pendakinya maupun tentang baik dan buruknya bagi gunung
itu sendiri. Ada yang berpendapat, bahwa open trip ke gunung sama saja dengan
memfasilitasi pendakian gunung secara masal. Memberikan kemungkinan bahwa
sampah yang tersisa akan menjadi lebih banyak. Belum lagi beberapa open trip
yang terkadang kurang peduli terhadap gunungnya sendiri, lebih mementingkan
pendapatan dan perputaran bisnis di dalamnya.
Ada pula open trip yang kurang peduli terhadap pesertanya,
baik dari keselamatan maupun kenyamanannya. Ada open trip yang berani
melepaskan pesertanya untuk summit tanpa didampingi, padahal bisa saja dirombongannya
tersebut ada yang baru pertama kali mendaki. Ada pula yang cukup acuh tentang urusan
kesehatan dan perut pesertanya, serta beberapa kabar lain yang kurang
menyenangkan untuk didengar tentang open trip mendaki gunung.
Tapi di sisi lain open trip mendaki gunung menawarkan hal
yang cukup positif, ada beberapa orang yang ingin memulai untuk mencoba mendaki
dan tidak ada rekan untuk menemani. Open trip bisa jadi salah satu ruang yang
cukup ideal, untuk menjadi solusi bagi mereka yang ingin mencoba.
Dalam contoh lain ada beberapa gunung yang mungkin cukup
sulit untuk dijangkau, baik secara akses maupun budget. Dan open trip di posisi
itu bisa menjadi solusi juga, untuk menjadi pilihan menuju beberapa gunung. Dan
yang mungkin saja terjadi, ada beberapa orang yang sudah biasa mendaki gunung
dan ingin mencoba suasana atau kemasan lain. Mendaki gunung dengan orang -orang
yang tidak dikenal, difasilitasi dan diakomodir, serta hal-hal lain yang
menjadi daya tawar menarik dari open trip itu sendiri.
Beberapa orang setuju dengan adanya open trip ke gunung, dan
mungkin ada pula yang kurang atau tidak setuju atas itu. Namun faktanya hari
ini, open tripnya ada dan pihak pengelola basecampnya mengizinkan. Tinggal bagaimana
kita saling menyikapi fenomena yang terjadi di dalamnya, bagi yang tertarik
mendaki gunung dengan ikut open trip pandai-pandailah memilih penyelenggara
tripnya.
Dan satu hal yang disadari, open trip pendakian gunung
sebenarnya bisa menjadi pintu yang dapat dimaksimalkan. Untuk mengenalkan dan
menjadi media untuk mengedukasi ragam hal yang berhubungan dengan mendaki
gunung, baik itu teknis maupun non teknisnya. Menjadi wadah untuk menunjukan
kepedulian terhadap gunungnya maupun pada aktifitas mendakinya
Tertarik atau tidaknya ikut open trip pendakian gunung adalah pilihan, seperti halnya kemasan yang dipilih orang-orang untuk mendaki gunung. Karena yang lebih penting dari itu adalah keselamatan pribadinya, dan tentunya meminimalisir kerusakan gunung itu sendiri.
(tips memilih open trip pendakian gunung)

0 komentar:
Posting Komentar